Hidup sama persis seperti tuts pada piano. Bahkan tuts yang hitam, bila dimainkan dengan tepat, akan menghasilkan musik

Selasa, 27 September 2011

Sirup mangga, santan kelapa.
Roti srikaya, berselai cinta.
Gombal dikata, sungguh tak apa.
Asal Adinda berbunga-bunga.
Bersayur buah nangka, dilalap daun semanggi.
Berlauk buah mangga, berbumbu sambal terasi.
Aduh Adinda, aimak cantik sekali.
Bagaimana mungkin Abang tak jatuh hati.

Jumat, 15 Juli 2011

Ujar mereka, ini rayuan lama.
Buatku, Sayang, sungguh tak apa.
Sebab bila senang hati Adinda.
Maka senang pula sluruh dunia.

:")

Sabtu, 21 Mei 2011

It feels like biting grapes: sourly sweet tasted.
Feels exactly like touching beach sand with bare feet: comforting warmth.
It feels like cheating on you.
Feels like fallin' for her.

Jumat, 20 Mei 2011

Postulat I:
"Ketampanan dan kecantikan berbanding lurus dengan kemudahan akses yang bisa didapatkan."

Postulat II:
"Perubahan status dari teman menjadi pacar adalah peningkatan beberapa level dalam intensitas kontak fisik dan jumlah rahasia yang disembunyikan, serta penurunan drastis kualitas obrolan dan tingkat kejujuran."

Minggu, 08 Mei 2011

Finally,
THIS.SHITS.FINISHED.
*screaminghappily*

Selasa, 03 Mei 2011

Aku selalu suka jalan-jalan malem. Kayak malem ini.
Udah hampir satu minggu aku nggak tidur, seperti biasa, insomnia merajalela. Seperti biasa juga, aku mutusin buat jalan-jalan malem. Khusus malem ini, berhubung jalan-jalannya sendiri aja, aku pengen yang agak jauhan. Malem ini, aku pengen ke Pantai Sundak.

Download peta dari Google, print, terus masukin ke tas. Siapin jas ujan, roti sama air minum, masukin tas. Jaketku yang paling tebel udah nempel di badan.

Dan seperti biasanya juga, aku masih candu sama jalan-jalan malem.
Jalan ke arah tujuan bener-bener sepi. Sunyi dan dingin. Tapi nggak tahu kenapa, sensasi-sensasi ketika cuma ada suara mesin motorku di jalan, angin dingin di pipiku, lampu jalan kuning yang remang-remang sama sunyi yang padet itu bener-bener nikmat. Aroma tanah yang basah kena embun atau wangi rumput yang manis bener-bener udah jadi ganti rokok buatku.

Sampai di Pantai Sundak, aku jalan ke pinggir pantai, dan bengong.
Yep, aku bengong gitu aja.

Tapi kamu tahu, aku suka banget sama rasa sensasi aneh waktu kulit telapak kakiku nggesek-nggesek di pasir. Aku suka bau garam laut. Aku suka angin deres yang bisa bikin aku sempoyongan. Plus, malem ini cerah banget. Cerahnya itu cerah yang sama sekali nggak ada awan. Dan di Pantai Sundak yang minim polusi cahaya kayak di tengah Jogja, aku bisa ngeliat banyak banget bintang. Banyak banget.

Seumur hidup, aku belum pernah ngeliat bintang di langit bisa sebanyak itu. AKu ngerasa kecil banget. Bintang-bintang tadi udah ngingetin aku kalau Allah emang ada.

Aku sering banget ngelamun nggak jelas kalo lagi insomnia gini. Termasuk sekarang.
Dari lamunanku malem ini aku nyadar, kalau aku ayaknya udah bosen sama semua yang ada di hidupku sekarang. Aku bosen sama semua kuliah dan dosenku. Aku bosen sama semua kawan-kawanku. Aku bosen sama semua kegiatanku yang antara nge-job, kuliah, makan, tidur mulu. Dan bagian paling menyedihkannya, aku pikir aku mulai bosen sama kamu.


Aku nggak butuh sesuatu yang baru kok dalam hidupku. Aku cuma butuh.. bosen ini cepet pergi. Dan butuh tidur panjang. Just that.